Sebagaimana yang telah masyhur, bahwasannya Rasulullah SAW ketika Isra wal Mi’raj menaiki kendaraan yang bernama “Buroq”. Secara garis besarpun mungkin sudah cukup banyak yang mengetahuinya. Namun di dalam Kitab Nurudz-Dzholam, Syarahan dari Kitab Aqidatul Awam, dijelaskan secara terperinci berikut dengan bagaimana kisahnya sehingga dapat menjadi kendaraan yang dipilih Allah SWT untuk menjemput kekasih-Nya, Rasulullah SAW.

Buroq, adalah binatang berkaki empat dan tidak berjenis kelamin. Untuk ukurannya, ia lebih pendek dari Bighol dan lebih tinggi dari himar. Ketika ia berjalan, maka kedua kakinya (bagian depan) akan berpijak di tanah sejauh matanya melihat tanah tersebut. Barulah kedua kaki lainnya (bagian belakang) akan memijak pada tanah yang dipijak kedua kaki depannya.

Nama “Buroq” berasal dari kata “Al-Barqu” karena kencangnya ia berjalan/berlari (seperti kilat). Warna putih, merupakan warna yang paling utama. Ia lebih kuat dari pada burung, dan selalu mengibas-ngibaskan kedua telinganya karena saking kuatnya. Saat ia menaiki gunung, maka kedua kakinya menjadi panjang. Dan saat menuruni jurang yang dalam, maka kakinya pun akan memanjang sedikit demi sedikit (untuk melalui jurang tersebut).

Ketika akan dimi’rajkannya Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman kepada Malaikat Jibril agar mengambil Buroq ke surga untuk menjemput Rasulullah SAW.

Namun di samping itu, terdapat secercah kisah seekor Buroq yang terpilih menjadi kendaraan Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Utsman Bin Hasan dalam ‘Dzurrotil Waaidzhiin’ :

Di taman surga, Malaikat Jibril melihat 40.000 ekor Buroq. Pada kening mereka tertuliskan lafdz “Muhammad”. Rupanya, mereka sudah mengetahui maksud dari kedatangan Malaikat Jibril tersebut. Dari sekian banyaknya Buroq, Malaikat Jibril melihat satu ekor Buroq yang tertunduk lesu dan menangis tersedu-sedu.

Malaikat Jibril pun menghampirinya dan bertanya, “Wahai Buroq, mengapa engkau bersedih?”. Sang Buroq menjawab dengan suara terisak-isak, “Sudah sekian lama aku mendengar nama Muhmmmad. Selama 40.000 tahun, di hatiku terpendam rasa cinta yang teramat sangat kepada pemilik nama agung tersebut. Aku tidak dapat makan dan minum disebabkan rasa rindu yang sangat mendalam. Aku ingin sekali bertemu dengannya.”

Kemudian Malaikat Jibril pun memasangkan pelana dan tali pada Buroq tersebut, lalu membawanya untuk bertemu dengan Rasulullah SAW.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here