Rabbku…

Sungguh aku beriman pada-Mu

Sungguh aku bersaksi atas kemahaadilan-Mu

Sungguh aku yakini sifat Rahman-Mu

 

Namun…

Dosakah aku bertanya, “Untuk apa aku?”

Untuk apa aku terlahir di alam ini?

Untuk apa aku berada di khalayak makhluk-Mu?

 

Aku pahami dan aku laksanakan perintah saling menolong

Aku pahami dan aku laksanakan perintah saling mengasihi

Aku pahami dan aku laksanakan perintah saling menghormati

 

Betul, dalam lubab niatku hanya karena-Mu

Tak ingin mengotorinya dengan partikel berbau syirik

Tak berharap imbalan apa lagi hanya sekadar “terimakasih” dari selain-Mu

 

Namun…

Berharap kehadiranku memberi arti

Terhitung sama dengan insan lainnya tanpa perbedaan

 

Rabbku…

Bila hadirku tak sama sekali bernilai

Bahkan mungkin tak diinginkan, lalu untuk apa?

Untuk apa aku masih berpijak tegak di atas bumi-Mu?

Bukankah dalam kalam suci-Mu Engkau berfirman,

“Khoirunnas ‘anfa’uhum linnaas”

 

Telah ku laksanakan itu semampuku

Baik dengan do’a, tenaga, maupun pikiran

Nyatanya hampir seluruh makhluk-Mu memilih untuk menutup mata

 

Sungguh, rasanya diri ini bagai mentari

Yang berusaha mati-matian menebar manfaat

Namun dihiraukan dan dilupakan

 

Maka sekali lagi aku bertanya, “Untuk apa aku?”

 

 

 

Sekadar puisi belaka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here